Menuntut ilmu di negri Jinnah

Rahmad : gimana sekolahmu do, nanti setelah lulus mau lanjut dimana?
Ridho : aku mau Cari kerja aja pak.


Ya namaku Ridho Taflani, aku sekarang mengajar di salah satu pesantren di daerah Banten, aku menghabiskan waktuku 4 tahun di Ponorogo, menjadi santri di salah satu pesantren terkemuka di Indonesia, Darussalam Gontor namanya.


Bapakku adalah seorang petani yang gigih, disiplin, pekerja keras dan pantang menyerah, hidupnya berlalu dengan banyak tantangan, menjadi yatim diumur 3 tahun menjadikan nya terpukul dan hampir menyerah namun kemudian menjadikan nya kuat dan hidup sederhana.


Karna keadaan yang begitu buruk dan ekonomi yang begitu terpuruk, dia terpaksa meninggalkan impian nya, dia berhenti sekolah setelah kelas 2 di sekolah menengah pertama, dan harus menjadi tulang punggung keluarga untuk menghidupi ibu dan adiknya.


Dulu dia sangat menginginkan untuk bisa menikmati pendidikan dimasa mudanya,tapi melihat ibu yang mulai menua membuat nya harus rela untuk mengubur keinginannya dan berusaha mewariskan keinginan tersebut kepada anaknya kelak.


Rahmad: lah bukannya lulusan Gontor itu banyak yang keluar negri, kamu yakin gak mau memanfaatkan kesempatan ini, bapak dulu mau sekolah itu susah do, bapak punya keinginan tapi ekonomi berkata lain.


Ridho: ridho pengen juga sih, tapi kesana pasti butuh banyak biaya pak.


Rahmad: lah kamu ini gimana sih do, kamu itu harusnya semangat dong, belum jalan aja udah menyerah, kamu itu masih muda, masih banyak yang harus kamu kejar, bapak dukung kamu loh,dulu bapak itu umur 3 tahun kakekmu sudah meninggalkan bapak, bapak harus sekolah sekaligus banting tulang untuk biaya hidup bapak sama nenekmu.


Ridho: karna itu pak, ridho gak mau nyusahin bapak lagi, sekarang waktunya ridho bahagiain bapak.


Rahmad: hahaha,ridho..ridho.


Ridho: Lo emang salah ya pak aku punya keinginan begitu?


Rahmad: nggak ada yang salah do, bapak bangga sama kamu, tapi seandainya kamu tau bagaimana keinginan bapak dulu untuk bisa seperti kamu, punya dukungan dan kesempatan, bapak tidak akan seperti ini do, kalo kamu tidak lebih baik dari bapak maka bapak gagal dalam mendidik mu.


Ridho: tapi kan pak,..


Rahmad: tapi apa do,? (Bapak memotong perkataan ku) Tapi kita miskin?, tapi bapak cuma petani?, lalu kamu takut tentang segala biaya?, inget do, kalo kamu mau meneruskan keinginan bapak tanpa rasa terpaksa, bapak usahakan memenuhi segala kebutuhan itu, ingat itu do.


Mendengar itu aku terdiam, memasuki kamar, dan merundingkan masalah ini dengan diri sendiri.

Next part nyusul insha Allah

Rancang situs seperti ini dengan WordPress.com
Mulai